Jumat, 06 Januari 2012

FINAL STEP MEGA DWI NANDESAKTI



LANGKAH-LANGKAH

  1. Export File epidata ke SPSS
    • Buka epidata
    • Klik export data pilih SPSS
    • Cari file data yang akan dieksport
    • Klik OK
    • Buka SPSS
    • Klik open
    • Buka Syntax
    • Pilih File data
    • Ctrl+A data yang ada di syntax
    • Klik icon Run All
    • Lakukan penamaan variabel dan value labels dengan menggunakan syntax

  1. Lakukan pembersihan data (cleaning data) terhadap file
    • Klik analyze
    • Pilih descriptive statistic
    • Pilih frequencies
    • Pilih variabel yang akan dilakukan cleaning data
Batasan yang digunakan :
·         BB : 37-85 kg
·         Sistol : 60-200 mmHg
·         Diastol : 60-180 mmHg
·         TB : 138 – 183 cm
·         Hb : 6,6-16,5 gr%
3.       Cara melakukan cleaning data jika ditemukan data yang missing yaitu :
·         Pilih data
·         Pilih sort cases
·         Pilih variabel yang akan dilakukan cleaning data
·         Pilih Ascending
·         Klik Ok
·         Lakukan pembersihan data terhadap file yang missing

Jumlah recore sebelumnya : 15896
Jumlah recore sesudah di cleaning : 15266
4.        Analisis univariat salah satu variabel pekerjaan ibu.
               
  1. Lakukan analisis univariate untuk semua variabel numeric yang ada dalam database (sekaligus)

ANALISIS BIVARIAT
1.   Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dengan pekerjaan
7 langkah ringkas Analisis Bivariate:
1. Identifikasi variable dalam tujuan penelitian dan tentukan hipotesis penelitian
·                     Variabel Independen     : Pendidikan
·                     Variabel Dependen         : Pekerjaan
2. Identifikasi field dalam database
3. Tentukan karakteristik field (K/N)
Kategorik- Kategorik
4. Tentukan analisis sementara
5. Apabila terdapat variable numericè lakukan uji normality
6. Rumuskan hipotesis pengujian pada CI 95%, uji, baca hasil dan interpretasikan hasil.
7. Bahas hasil
 P = 0,000 èBerarti Ho ditolak
Ada perbedaan proporsi antara pendidikan dengan pekerjaan Berarti ada hubungan antara pendidikan dengan pekerjaan.
2.   Untuk mengetahui hubungan antara umur dengan kadar Hb.
7 langkah ringkas Analisis Bivariate:
1. Identifikasi variable dalam tujuan penelitian dan tentukan hipotesis penelitian
·                     Variabel Independen     : Umur
·                     Variabel Dependen         : Kadar Hb
2. Identifikasi field dalam database
3. Tentukan karakteristik field (K/N)
    Numerik - Numerik
4. Tentukan analisis sementara
5. Apabila terdapat variable numericè lakukan uji normality
Uji normality ada dan normal
6. Rumuskan hipotesis pengujian pada CI 95%, uji, baca hasil dan interpretasikan hasil.
7. Bahas hasil
 P = 0,894 è Berarti Ho diterima
Tidak Ada perbedaan proporsi antara umur dengan kadar Hb. Berarti tidak ada hubungan antara umur dengan kadar Hb.
3.   Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan kontrasepsi yang dipilih dalam ber-KB
7 langkah ringkas Analisis Bivariate:
1. Identifikasi variable dalam tujuan penelitian dan tentukan hipotesis penelitian
·                     Variabel Independen     : Tingkat Pendidikan
·                     Variabel Dependen         : Kontrasepsi yang dipilih
2. Identifikasi field dalam database
3. Tentukan karakteristik field (K/N)
    Kategorik-Kategorik
4. Tentukan analisis sementara
5. idak dilakukan uji Normality
6. Rumuskan hipotesis pengujian pada CI 95%, uji, baca hasil dan interpretasikan hasil.
7. Bahas hasil
 P = 0,973 berarti Ho diterima
Tidak Ada perbedaan proporsi antara tingkat pendidikan dengan kontrasepsi yang dipakai. Berarti Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kontrasepsi yang dipakai.

4.   Untuk mengetahui hubungan antara pernah atau tidak dapat tablet Fe dengan kadar Hb dalam darah ibu hamil
7 langkah ringkas Analisis Bivariate:
1. Identifikasi variable dalam tujuan penelitian dan tentukan hipotesis penelitian
·                     Variabel Independen     : Pernah atau tidak mendapat tablet Fe
·                     Variabel Dependen         : Kadar Hb
2. Identifikasi field dalam database
3. Tentukan karakteristik field (K/N)
    Kategorik-Numerik
4. Tentukan analisis sementara
5. idak dilakukan uji Normality
6. Rumuskan hipotesis pengujian pada CI 95%, uji, baca hasil dan interpretasikan hasil.



7. Bahas hasil
 P = 0,000 è Ho ditolak
Ada perbedaan proporsi antara pernah atau tidak mendapatkan tablet Fe dengan kadar Hb. Berarti ada hubungan antara pernah atau tidak mendapatkan tablet Fe dengan kadar Hb.

5.   Untuk mengetahui hubungan antara tekanan darah (sistolik/diastolik) dengan golongan darah
7 langkah ringkas Analisis Bivariate:
1. Identifikasi variable dalam tujuan penelitian dan tentukan hipotesis penelitian
·                     Variabel Independen     : Tekanan Darah (Sistolik)
·                     Variabel Dependen         : Golongan Darah
2. Identifikasi field dalam database
3. Tentukan karakteristik field (K/N)
    Numerik-Kategorik
4. Tentukan analisis sementara
5. idak dilakukan uji Normality
6. Rumuskan hipotesis pengujian pada CI 95%, uji, baca hasil dan interpretasikan hasil.
7. Bahas hasil
 P = 0,001 è Berarti Ho ditolak
Ada perbedaan proporsi antara tekanan darah sistolik dengan golongan darah. Berarti ada hubungan antara tekanan darah sistolik dengan golongan darah.

6.   Untuk mengetahui hubungan antara tekanan darah (sistolik/diastolik) dengan golongan darah
7 langkah ringkas Analisis Bivariate:
1. Identifikasi variable dalam tujuan penelitian dan tentukan hipotesis penelitian
·                     Variabel Independen     : Tekanan Darah (Dstolik)
·                     Variabel Dependen         : Golongan Darah
2. Identifikasi field dalam database
3. Tentukan karakteristik field (K/N)
    Numerik-Kategorik
4. Tentukan analisis sementara
5. idak dilakukan uji Normality
6. Rumuskan hipotesis pengujian pada CI 95%, uji, baca hasil dan interpretasikan hasil.
7. Bahas hasil
P = 0,000 è Berarti Ho ditolak
Ada perbedaan proporsi antara tekanan darah distolik dengan golongan darah. Berarti ada hubungan antara tekanan darah distolik dengan golongan darah.
UNTUK LEBIH LENGKAPNYA ,,, 



Kamis, 17 November 2011

MENINGITIS

MENINGITIS
I.DEFENISI
Merupakan inflamasi yang terjadi pada lapisan arahnoid dan piamatter di otak serta spinal cord. Inflamasi ini lebih sering disebabkan oleh bakteri dan virus meskipun penyebab lainnya seperti jamur dan protozoa juga terjadi. (Donna D.,1999).
II. ETIOLOGI
1. Bakteri
Merupakan penyebab tersering dari meningitis, adapun beberapa bakteri yang secara umum diketahui dapat menyebabkan meningitis adalah :
1. · Haemophillus influenzae
2. · Nesseria meningitides (meningococcal)
3. · Diplococcus pneumoniae (pneumococcal)
4. · Streptococcus, grup A
5. · Staphylococcus aureus
6. · Escherichia coli
7. · Klebsiella
8. · Proteus
9. · Pseudomonas
2. Virus
Merupakan penyebab sering lainnya selain bakteri. Infeksi karena virus ini biasanya bersifat “self-limitting”, dimana akan mengalami penyembuhan sendiri dan penyembuhan bersifat sempurna
3. Jamur
4. Protozoa
( Donna D., 1999)

III. PATHOFISIOLOGI
Agen penyebab

Invasi ke SSP melalui aliran darah

Bermigrasi ke lapisan subarahnoid

Respon inflamasi di piamatter, arahnoid,CSF dan ventrikuler

Exudat menyebar di seluruh saraf cranial dan saraf spinal

Kerusakan neurologist
( Donna D., 1999)
Selain dari adanya invasi bakteri, virus, jamur maupun protozoa, point d’entry masuknya kuman juga bisa melalui trauma tajam, prosedur operasi, dan abses otak yang pecah, penyebab lainnya adalah adanya rinorrhea, otorrhea pada fraktur bais cranii yang memungkinkan kontaknya CSF dengan lingkungan luar.
Meningitis Bakterial
Bakteri penyabab yang paling sering ditemukan adalah Streptococcus pneumoniae dan Neisseria meningitides (meningococcal). Pada lingkungan yang padat seperti lingkungan asrama, barak militer, pemukiman padat lebih sering ditemukan kasus meningococcal meningitis.
Faktor pencetus terjadinya meningitis bacterial diantaranya adalah :
· Otitis media
· Pneumonia
· Sinusitis
· Sickle cell anemia
· Fraktur cranial, trauma otak
· Operasi spinal
Meningitis bakteri juga bisa disebabkan oleh adanya penurunan system kekebalan tubuh seperti AIDS.
Meningitis Virus
Disebut juga dengan meningitis aseptic, terjadi sebagai akibat akhir/sequeledari berbagai penyakit yang disebabakan oleh virus spereti campak, mumps, herpes simplex dan herpes zoster. Pada meningitis virus ini tidak terbentuk exudat dan pada pemeriksaan CSF tidak ditemukan adanya organisme. Inflamasi terjadi pada korteks serebri, white matter dan lapisan meninges. Terjadinya kerusakan jaringan otak tergantung dari jenis sel yang terkena. Pada herpes simplex, virus ini akan mengganggu metabolisme sel, sedangkan jenis virus lain bisa menyebabkan gangguan produksi enzyme neurotransmitter, dimana hal ini akan berlanjut terganggunya fungsi sel dan akhirnya terjadi kerusakan neurologist.
Meningitis Jamur
Meningitis cryptococcal merupakan meningitis karena jamur yang paling serimh, biasanya menyerang SSP pada pasien dengan AIDS. Gejala klinisnya bervariasi tergantungdari system kekebalan tubuh yang akan berefek pada respon inflamasi. Gejala klinisnya bia disertai demam atau tidak, tetapi hamper semuaklien ditemukan sakit kepala, nausea, muntah dan penurunan status mental
IV. KOMPLIKASI
Komplikasi yang bisa terjadi adalah ;
· Gangguan pembekuan darah
· Syok septic
· Demam yang memanjang
V. MANIFESTASI KLINIS
1. Aktivitas / istirahat ;
Malaise, aktivitas terbatas, ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter, kelemahan, hipotonia
2. Sirkulasi ;
Riwayat endokarditis, abses otak, TD ↑, nadi ↓, tekanan nadi berat, takikardi dan disritmia pada fase akut
3. Eliminasi :
Adanya inkontinensia atau retensi urin
4. Makanan / cairan :
Anorexia, kesulitan menelan, muntah, turgor kulit jelek, mukosa kering
5. Higiene :
Tidak mampu merawat diri
6. Neurosensori ;
Sakit kepala, parsetesia, kehilangan sensasi, “Hiperalgesia”meningkatnya rasa nyeri, kejang, gangguan oenglihatan, diplopia, fotofobia, ketulian, halusinasi penciuman, kehilangan memori, sulit mengambil keputusan, afasia, pupil anisokor, , hemiparese, hemiplegia, tanda”Brudzinski”positif, rigiditas nukal, refleks babinski posistif, refkleks abdominal menurun, refleks kremasterik hilang pada laki-laki
7. Neyri / kenyamanan :
Sakit kepala hebat, kaku kuduk, nyeri gerakan okuler, fotosensitivitas, nyeri tenggorokan, gelisah, mengaduh/mengeluh
8. Pernafasan :
Riwayat infeksi sinus atau paru, nafas ↑, letargi dan gelisah
9. Keamanan :
Riwayat mastoiditis, otitis media, sinusitis, infeksi pelvis, abdomen atau kulit, pungsi lumbal, pembedahan, fraktur cranial, anemia sel sabit, imunisasi yang baru berlangsung, campak, chiken pox, herpes simpleks. Demam, diaforesios, menggigil, rash, gangguan sensasi.

10. Penyuluhan / pembelajaran :
Riwayat hipersensitif terhadap obat, penyakit kronis, diabetes mellitus
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lumbal Pungsi
Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel dan protein.cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan TIK.
Meningitis bacterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, leukosit dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur posistif terhadap beberapa jenis bakteri.
Meningitis Virus : tekanan bervariasi, CSF jernih, leukositosis, glukosa dan protein normal, kultur biasanya negative
Glukosa & LDH : meningkat
LED/ESRD : meningkat
CT Scan/MRI : melihat lokasi lesi, ukuran ventrikel, hematom, hemoragik
Rontgent kepala : mengindikasikan infeksi intrakranial
VII. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi penyebaran infeksi
2. Resiko tinggi gangguan perfusi serebral
3. Resiko tinggi trauma
4. Nyeri
5. Gangguan mobilitas fisik
6. Gangguan persepsi sensori
7. Cemas
8. Kurang pengetahuan mengenai penyebab infeksi dan pengobatan